sejarah perkembangan psikologi dan kemajuannya
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Kami
mengangkat tema ini karena dilatarbelakangi oleh masih banyaknya mahasiswa yang
mengesampingkan ilmu psikologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang
dimatakuliahkan disetiap Perguruan Tinggi
2.
Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui sejarah
perkembangan ilmu psikologi dan kemajuannya, yang mana ilmu psikologi sebagai
salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang harus dipelajari oleh setiap
mahasiswa. Disamping itu psikologi juga wajib dipelajari oleh mahasiswa
khususnya dijurusan dakwah untuk membaca situasi dan kondisi pribadi seseorang.
3.
Rumusan Masalah
Manusia
adalah salah satu makhluk Tuhan yang dijadikan objek mutlak didalam ilmu
psikologi, yang berusaha menyingkap rahasia serta kejiwaan manusia, sehingga
melahirkan berbagai pertanyaan sebagaimana berikut:
a.
Bagaimanakah sejarah ilmu
psikologi memisahkan diri dari ilmu filsafat sebagai ilmu yang berdiri sendiri
dan perkembangannya sehingga bermunculan berbagai pendapat dari tokoh-tokoh psikologi itu
sendiri.
b.
Psikologi menimbulkan banyaknya
pendapat tentang karakter manusia.
c.
Apakah jiwa, darimana jiwa, dimana
jiwa, dan kemana jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN LAPANGAN PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu yang sudah berkembang sejak abad 17 dan
18, serta nampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalnya ilmu ini adalah
bagian daripada filsafat sebagaimana ilmu-ilmu lainnya seperti halnya ilmu
hukum tatanegara maupun ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri
sebagai ilmu tersendiri. Pemisahan ilmu psikologi dari ilmu filsafat ini
terjadi diatas tahun 1879, yakni sebelum tahun 1879, ilmu psikologi masih
dibawah naungan ilmu filsafat.
Semuanya itu bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta segala sesuatu, dan hasil ciptaan itulah yang menjadi objek
atau sasaran dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Karenanya sebagai sumber
ilmu pengetahuan adalah Tuhan Yang Maha Esa. Yang lahir pertama kali adalah filsafat,
yang membahas hakekat segala sesuatu. Daripadanya lahirlah berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri
dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno seperti: Socrates,
Plato dan Aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya dalam
ilmu-ilmu tersebut. Sehingga tokoh-tokoh itu nanti akan dijumpai juga dalam
mempelajari psikologi serta cabang-cabang psikologi.
Proses pemisahan dari ilmu-ilmu tersebut ada yang
sudah lama sekali, tetapi ada pula yang baru terjadi pada abad-abad terakhir
ini. Pada cabang-cabang ilmu jiwa antara lain dapat ditemukan pendapat
tokoh-tokoh tersebut dalam psikologi, dalam teori pembagian periode-periode
pertumbuhan manusia, psikologi perkembangan tentang daya jiwa sentripetal, dan
sentrifugal, psikologi abnormal atau psikopatologi tentang sebab-sebab atau
dinamika sakit jiwa dan sebagainya.
Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa ternyata
mendapatkan banyak kesulitan karena objek penyelidikannya adalah abstrak, yang
tak dapat diselidiki secara langsung, tetapi diselidiki keaktifan-keaktifannya
yang terlihat melalui manifestasi (pembuktian/perwujudan) tingkah laku atau
perbuatan. Sampai sekarang tokoh-tokoh psikologi belum dapat menemukan bagaimana
bentuk dan substansi jiwa, karena jiwa tak dapat dilihat secara langsung, tidak
seperti halnya bila kita akan mempelajari ilmu hayat yang dapat dilihat bentuk
objeknya, dapat diperiksa dilaboratorium dengan preparat-preparatnya dibawah
mikroskop dan sebagainya.
Dapat dimisalkan bila kita mempelajari tentang
angin, objeknya sendiri secara langsung tak dapat dilihat, namun dari
keaktifan-keaktifannya bila ada daun yang bergerak atau debu beterbangan maka
ia jelas ada; seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa.
Begitu uniknya jiwa itu sehingga cara
pendekatannyapun berbeda-beda. Sampai dewasa inipun masih ada pendapat-pendapat
dari berbagai tokoh-tokop psikologi yang belum dapat diambil persamaannya
tentang beberapa segi daripada jiwa, misalnya bagaimana struktur jiwa manusia
ataupun bagaimana pula memnerikan terapi kepada penderita sakit jiwa karena
berbedanya sudut pemikirannya.
Namun sesuai dengan sifat daripada ilmu yang
semakin lama semakin berkembang dan kompleks, maka justru dengan penyelidikan
dari berbagai sudut tinjauan itulah yang memperkaya dan memperkuat kedudukan
suatu ilmu diantara ilmu-ilmu yang lain. Psikologi yang baru pada abad 19-20
menemukan bentuknya yang jelas mempunyai objek, dan metode penyelidikan
sendiri, berbeda dari ilmu-ilmu yang lain, psikologi memang digolongkan sebagai
ilmu yang masih muda. Lain dengan ilmu pasti misalnya yang sudah maju pesat
diabad 4 dan 5 pada jaman jayanya kerajaan Yunani dan Romawi, Spartha dan
Athena, jaman pemerintahan Zulkarnain, Ibnu Shina dan seterusnya.
Didalam mempelajari psikologi ini kita akan
membahas diri pada manusia, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang tertinggi
derajatnya diantara makhluk-makhluk yang lain dialam ini yang akan dibuktikan
kebenarannya pada bagian berikut:
a.
Benda-benda anorganis yaitu benda-
benda yang tak hidup seperti batu, besi, tanah dan lain sebagainya.
b.
Benda-benda organis yaitu benda
hidup yang melalui tiga tahapan, yaitu:
1.
Tingkat tumbuh-tumbuhan
2.
Tingkat hewan
3.
Tingkat manusia.
B. SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Manusia telah berusaha menyingkap
tabir rahasia serta keajaiban jiwa manusia sejak jaman Socrates, tak barhenti
hingga kini. Pertanyaan klasik yang sering menggoda manusia untuk mencari dan
menjawabnya yaitu: apakah jiwa, darimana jiwa, dimana jiwa, dan kemana jiwa.
Spekulasi
terakhir menyebutkan bahwa jiwa itu tak lain adalah kekuatan listrik yang ada
di otak manusia. Akan tetapi penyelidikan-penyelidikan sistematis yang
dilakukan hingga kini masih belum menjawab pertanyaan-pertanyaan klasik diatas.
Karena itu banyak ahli yang mengatakan bahwa jiwa itu adalah suatu misteri
(rahasia).
Atas
dasar dan tujuan itulah maka sejak abad sebelum masehi, para ahli fikir Yunani
dan Romawi seperti Socrates, Aristoteles, Plato, Galenus dan sebagainya, telah
mempelajari hidup kejiwaan manusia. Mereka berfikir secara murni dan radikal
atau sedalam-dalamnya; hanya sifat berfikir mereka masih spekulatif (bersifat
dugaan), namun walaupun demikian para pemikir tersebut telah meletakkan dasar
keingintahuan bagi pemikir selanjutnya menyelidiki psikologi dengan
metode-metode baru (waktu itu) seperti pengamatan, angket dan interview.
Bila
dilihat dari perkembangan metode dan materi psikologi, maka psikologi dapat
dibedakan dalam beberapa aspek yaitu : psikologi yang dipengaruhi filsafat,
psikologi yang dipengaruhi oleh pengetahuan alam, psikologi yang berdiri
sendiri dan psikologi pada abad 20.
1. Psikologi Yang Dipengaruhi Oleh Filsafat
Para ahli psikologi dulunya adalah (juga) ahli filsafat.
Dapat dimengerti kalau pemikiran tentang kejiwaan dipengaruhi oleh pemikiran
filsafati. Bahkan pada jaman Plato dan Aristoteles itu psikologi masih menyatu
dengan filsafat sebagai induk segala ilmu.
Pengaruh filsafat terhadap psikologi berlangsung sejak jaman
Yunani kuno (400 SM) sampai jaman pertengahan dan jaman baru (1800 M). Dua
orang filosof yang juga menyelidiki kejiwaan manusia adalah Plato dan
Aristoteles.
a. Psikologi Plato
Plato (427 s/d 347 SM) menganggap manusia
memiliki tiga kekuatan rohaniah yang disebut “Trichotomi”. Kekuatan itu terdiri
dari kekuatan fikiran yang berada dikepala, kemauan yang beradaq didada dan
keinginan yang berada diperut. Fikiran berada dialam idea, sedangkan keinginan
dan kemauan terikat oleh kehidupan jasmaniah yang bersifat tidak abadi.
b. Psikologi Aristoteles
Aristoteles (384 s/d 322 SM), murid Plato,
memutuskan pandangan bahwa makhluk berjiwa dialam ini, adalah tumbuh-tumbuhan,
hewan dan manusia. Aristoteles membagi fungsi jiwa manusia atas dua bagian,
yaitu : berfikir dan berkehendak. Oleh karena itu pandangannya disebut
“Dichotomi” berbeda dengan Plato yang “Trichotomi”. Dichotomi yaitu memandang
kekuatan jiwa manusia terdiri atas dua yaitu “mengenal dan berhasrat”.
2. Psikologi Yang Dipengaruhi Oleh Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih
lanjut, perkembangan psikologi berangsur-angsur melepaskan diri dari corak
pemikiran filsafat dan mengalami perkembangan pesat. Berawal (terutama sekali)
dalam hal metode yang digunakan dalam penyelidikan-penyelidikannya. Pesatnya
perkembangan itu ditandai dengan menonjolnya pengaruh ilmu pengetahuan alam
terhadap psikologi sebelum abad ke 20. Pengaruh tersebut terjadi baik secara
tak langsung maupun secara langsung, baik metode penyelidikannya mauoun materi
pandangannya. Hal ini akan lebih nampak jelas dalam bahasan sebagian aliran
psikologi yang muncul pada jaman itu.
a. Psikologi Assosiasi
Sejak abad ke 17, psikologi assosiasi
merupakan salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi secara tak langsung oleh
ilmu pengetahuan alam (khususnya fisika). Metode yang digunakan oleh aliran ini
dalam usaha mempelajari jiwa adalah metode analitis-sintesis. Metode mana
merupakan cara berfikir dalam ilmu pengetahuan alam, yang memandang alam ini
terdiri atas unsur-unsur (element-element) danterjadi proses persenyawaan
berdasarkan hukum-hukum tertentu.
b. Psikologi Unsur
Psikologi unsur sesungguhnya dapat dianggap
nama lain psikologi assosiasi, karena dalam bentuk pendapat-pendapatnya masih
bercorak assosiatif juga. Namun meskipun demikian karena titik tekan psikologi
unsur ini pada anggapan bahwa jiwa merupakan kumpulan dari unsur-unsur kejiwaan
yang berdiri sendiri, maka beberapa ahli menggolongkannya sebagai psikologi
yang berdiri sendiri.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah John
Fridrische Harbort dan Herbart Spenser.
c. Psikologi Fisiologi
Psikologi fisiologi adalah aliran psikologi
lain yang juga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Dikatakan sebagai aliran
fisiologi, sebab pendapat-pendapatnya lebih berat didasarkan pada adanya
kekuatan khusus dari indera. Hal mana merupakan bidang yang banyak dipelajari
oleh fisiologi.
Menurut
fisiologi manusia, manusia dapat melihat sesuatu karena adanya cahaya yang
masuk kedalam mata. Kemudian rangsang cahaya tersebut diteruskan kedalam otak
melalui syaraf-syaraf mata, yang akhirnya menimbulkan kesadaran penglihatan.
3. Psikologi Yang Berdiri Sendiri
Wilhelm
Wundt (1832-1920) seorang berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang banyak
disebut-sebut dalam literatur sebagai pelopor usaha melepaskan psikologi dari
filsafat dan ilmu pengetahuan alam. Usaha nyata Wilhelm Wundt dinampakkannya
dengan mendirikan “Laboratorium Psikologi” yang pertama pada tahun 1875.
Laboratorium tersebut disyahkan oleh Universitas Leipzig pada tahun 1886. Sejak
disyahkannya itu maka psikologi dengan sendirinya terpisah dari filsafat dan
ilmu pengetahuan alam; menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Metode yang
digunakan Wundt dalam mempelajari jiwa, bukan bersifat subyektif dan spekulatif
saja, melainkan juga metode yang bersifat empiris dan juga obyektif..
Metode-metode yang subyektif dan spekulatif lebih banyak digunakan dalam hal
memilih praduga atau hipotesa, sedangkan metode yang empiris obyektif, terutama
metode eksperimen, digunakan untuk menguji praduga atau hipotesa
penyelidikannya. Metode analistis sintesis masih digunakan oleh Wundt,
sedangkan metode introspeksi sama sekali ditolak penggunanya. Beberapa murid
Wundt, antara lain Oswald Kulp juga menggunakan metode introspeksi yang diserbu
dengan eksperimen-eksperimen. Metode gabungan murid Wundt ini akhirnya dikenal dengan
metode introspeksi-eksperimen.
4. Psikologi Pada Abad 20
Sejak psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu
pengetahuan (akhir abad 19), bermunculan berbagai macam aliran-aliran psikologi
dengan metode-metodenya sendiri, baik dalam dalam penyelidikan maupun dalam
pembuktian hasil penyelidikannya, melahirkan pandangan-pandangan psikologi yang
bercorak khusus.
Lebih-lebih sejak awal 20 sampai sekarang
ini, proses pembelahan psikologi dalam aliran-aliran yang semakin mengkhusus
demikian pesat. Dengan pengkhususan (spesialis), bdang studi tersebut, pada
pokoknya ada 2 hal yang menjadi tujuannya yaitu :
a)
Diharapkan terjadi pendalaman
studi pada bidangnya masing-masing sehingga lebih jelas.
b)
Diharapkan terjadi penyesuaian
dalam penerapan nya secara lebih intensif bagi kehidupan umat manusia.
Aliran psikologi yang muncul sejak saat itu
dan berkembang hingga kini dengan pengikut-pengikutnya masing-masing disebutkan
antara lain dibawah ini.
a)
Psiko-Analisa (Psyco-Analisis).
Aliran ini berusaha menyelidiki proses kejiwaan yang berada
dalam bawah sadar manusia. Pendapatnya yang terkenal antara lain tentang factor
pokok yang disebut “libodo sexual”. Tokohnya yang terkenal adalah Brever
(Austria) seorang dokter ahli penyakit syaraf (psycheater). Berikut diikuti
oleh muridnya yaitu Sigmun Freud (1856-1039), juga seorang psycheater yang
tinggal di Wena.
b)
Psikologi Individual (individual
psycology).
Psikologi individual berusaha menyelidiki hidup kejiwaan
manusia dari segi pribadi perseorangan menurut sumber pokok hidup pokok
kejiwaannya. Munculnya aliran ini setelah Alfred Adler memisahkan diri dari
Freud (gurunya) dan membentuk individual psikologi (1920).
c)
Psikologi Analistis
(Analystischeppsychology).
Aliran ini mempelajari jiwa manusia dari segi lapisan jiwa
sadar dan lapisan tak sadar. Tokohnya yag terkenal antara lain Carl Gustaf Jung
(1923) seorang jerman ahli penyakit jiwa. Ia juga memisahkan diri dari pendapat
Freud.
Salah satu teori jung yang terkenal adalah tentag struktur
kesadaran, dalam mana terdapat 4 fungsi
yang fundamental. Fungsi fikiran dan perasaan bersifat rasional
karena mempunyai tugas menilai atas benar dan salah, serta baik dan buruknya.
Sedangkan penginderaan dan intuisi disebutnya fungsi fundaental yang
irrasional, karena keduanya tidak menilai, melainkan mengamati. Lapisan berikut
adalah Anima yaitu isi jiwa manusia yang diperoleh dari kebudayaan.
Menyusul lapisan luar pribadi yang nampak dalam berhubungan dengan orang lain.
d)
Neo Freodianisme
Aliran Psikologi Neo freodianisme ini pada dasarnya mengakui
teori yang dikemukakan oleh Freud tentang fungsi jiwa yang berlapis-lapis
yaitu:
1)
Lapisan kesadaran yang memuat
hasil-hasil pengamatan pada dunia luar.
2)
Lapisan bawah sadar yang memuat
hal-hal yang dilupakan, tetapi dapat muncul dalam lapisan kesadaran bila
mendapat perangsang.
3)
Lapisan yang tidak disadari yang
berisi kompleks-kompleks terdesak dan terbagi pula atas 3, yaitu Das Es (the Id), Das Ich (the Ego), dan Das Uber Ich
(the Super Ego).
e)
Psikologi Gestal (gestalt
psychology)
Psikologi gestal menekankan analisisnya pada totalitas hidup
kejiwaan manusia. Menurut pandangan psikologi aliran ini, manusia merupakan
suatu keseluruhan atau kebulatan (gestal) dalam proses bekerja kejiwaannya.
Pelopornya yang terkenal adalah Ch.V.Ehrenfels, yang mengadakan penyelidikan dalam
hal pengamatan dan menarik kesimpulan bahwa:
1)
Kebulatan lebih mengandung arti
dibanding bagian-bagian.
2)
Kebulatan selalu timbul lebih
dahulu dibanding bagian-bagian.
f)
Psikologi Behaviorisme
psikologi yang menitikberatkan pandangannya pada tingkah laku
lahiriyah manusia dan hewan. Titik tolak pandangan mereka adalah kepastian
jalan (proses) kerja ilmu pasti dan mesin, yang walaupun baku, tetapi pasti dan
benar. Atas kebenaran pemikiran semacam itu, mereka mengira bahwa seluruh
persoalan dunia, termasuk jiwa manusia dapat dimengerti dengan analisa semacam
itu. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Edvard Lee Thorndike dan J.B.Watson.E.D.
Thorndike adalah seorang tokoh behavioris yang mencetuskan teori “Thriall and
Error” dari percobaannya dari seekor kucing.
g)
Psiko-refleksologi
(Psycho-Reflexology)
Menurut pandangan aliran ini, manusia dan hewan memiliki
kemampuan refleks yang dapat dipengaruhi sedemikian rupa sehingga dapat
digerakkan perbuatan-perbuatannya. Aliran ini pada dasarnya sama dengan aliran
behavior yang berkembang di Amerika Serikat. Aliran refleksologi ini berkembang
di rusia dengan tokohnya antara lain Ivan Pavlov. Ia telah menyelidiki refleksi
seekor anjing terhadap perangsang, dalam mana diketahui bahwa perangsang
bersyarat (buatan) dapat menggantikan perangsang yang sesungguhnya. Berkat
latihan-latihan, tingkah laku hewan dan manusia dapat dipengaruhi sedemikian
rupa, sehingga semakin lama semakin kompleks dan terlatih. Dengan demikian
melalui latihan (dressur), maka binatang dapat menari, melihat warna dan
membedakannya dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
seluruh pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Psikologi umum adalah ilmu yang membahas keadaan pribadi orang dewasa normal pada umumnya.
2.
Psikologi secara keseluruhan
sebagai salah satu cabang ilmu yang membahas pribadi manusia, perkembangannya;
relatif sangat cepat karena peranannya yang makin nyata bagi bidang-bidang
kehidupan manusia.
3.
Perkembangan tersebut sebagai ilmu
pengetahuan ada kecenderungannya mengarah kearah dua jurusan, yaitu: pertama
kearah dunia filsafat dan religi; yang kedua mengarah kedunia yang praktis,
khusus, serta eksperimentatif (empiris).
4.
Tingkah laku manusia sebagai wujud
yang diamati, merupakan gambaran dari ilmu kejiwaan, yang warna, corak serta
arahnya ditentukan oleh factor hereditas dan lingkungan, dimana seseorang
berkembang.
5.
Akhirnya terdapat banyak pendapat
tentang kepribadian manusia, baik pengertiannya maupun strukturnya, dan dari
situ lahirlah berbagai pendapat tentang karakter dan tipe-tipe manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
F.Patty MA, dkk, 1982, Pengantar
Psikologi umum, Surabaya; Usaha Nasional.
Ø
R.M.Arifin, 1976, Psikologi
dan beberapa aspek kehidupan rohaniyah manusia, Jakarta; Bulan Bintang.
Faisal Sanapiah, dkk, Dimensi-dimensi psikologi,
Surabaya; Usaha Nasional
Komentar
Posting Komentar